Cerita Mesum Hot - Aku tidak menyangka bahwa kota yang kecil seperti “M” di Jawa Timur ini bisa membuatku mengenal banyak wanita dan mereka semua rata-rata sudah mapan dan berkeluarga. Kejadiannya mulanya juga tidak kuduga. Pertama kali aku mengikuti senam pada sebuah sanggar senam yang cukup terkenal dan pada awalnya setelah selesai senam aku langsung tancap gas dan pulang.
Suatu ketika pada waktu senam
usai aku merasa lapar, kusempatkan sebentar mampir di kantin depan untuk
minum, di sana kulihat banyak sekali wanita dengan riang dan tertawa
lepas. Sambil minum aku merasa ada sepasang mata melihatku dengan serius
dan kucoba menoleh dan dia tersenyum. Kutaksir umurnya 32 tahun tetapi
badannya masih sip. Kubuang pandang mataku menjauhi untuk menghindari
tatapan matanya tapi tak lama kemudian aku dibuat terkejut oleh suaranya
yang sudah berada di dekatku.
“Sendirian ya, boleh aku duduk
disini?”, pintanya sambil meletakkan pantatnya di kursi depanku,
sehingga dia sekarang jelas berada di hadapanku.
Dia memperkenalkan diri dengan nama Diana dan aku menyambut dengan memperkenalkan namaku Ade. Saat dia ngobrol kuperhatikan bodynya cukup bagus, dadanya kutaksir nomor 32 B kecil namun padat, pinggangnya ramping. Perkenalan awal ini akhirnya aku dan Diana menjadi lebih akrab. Suatu ketika saat aku pulang senam kulihat Diana sendiri, dengan baik hati aku menawarkan dia untuk aku antar ketujuannya dan dia tidak menolak.
Dia memperkenalkan diri dengan nama Diana dan aku menyambut dengan memperkenalkan namaku Ade. Saat dia ngobrol kuperhatikan bodynya cukup bagus, dadanya kutaksir nomor 32 B kecil namun padat, pinggangnya ramping. Perkenalan awal ini akhirnya aku dan Diana menjadi lebih akrab. Suatu ketika saat aku pulang senam kulihat Diana sendiri, dengan baik hati aku menawarkan dia untuk aku antar ketujuannya dan dia tidak menolak.
Di dalam mobil sesekali mataku
mencuri pandang ke arah dadanya, kali ini Diana memakai kaos dengan
leher rendah dan ketat sehingga nampak jelas garis BH-nya. Tanpa terasa
dia juga melihat ekor mataku.
“Hayo De,.. kamu lihat apa barusan.., Kalo nyetir yang bagus dong jangan lihat samping ntar kalo nabrak bagaimana”, tanyanya pura-pura marah.
“Ah.., Nggak ada cuman lihat aja kok”, jawabku bingung sambil menggaruk kepala yang tidak gatal tanda aku manyun.
“Ah.., Sudahlah,.. toh sama juga khan dengan punya istrimu dirumah”, timpalnya sambil tersenyum.
Aku jadi salah tingkah saat pertama kali berkenalan kami memang sama-sama mengaku jujur tentang kondisi masing-masing. Kendaraan memasuki halaman yang cukup luas dengan taman yang cukup bagus.
“Hayo De,.. kamu lihat apa barusan.., Kalo nyetir yang bagus dong jangan lihat samping ntar kalo nabrak bagaimana”, tanyanya pura-pura marah.
“Ah.., Nggak ada cuman lihat aja kok”, jawabku bingung sambil menggaruk kepala yang tidak gatal tanda aku manyun.
“Ah.., Sudahlah,.. toh sama juga khan dengan punya istrimu dirumah”, timpalnya sambil tersenyum.
Aku jadi salah tingkah saat pertama kali berkenalan kami memang sama-sama mengaku jujur tentang kondisi masing-masing. Kendaraan memasuki halaman yang cukup luas dengan taman yang cukup bagus.
“Masuk dulu De,.. aku ada perlu pengin cerita-cerita ama kamu”, pintanya.
Tanpa persetujuan lagi aku memasuki ruang tamunya. Tak lama kemudian Diana keluar dengan memakai rok mini dan kaos tanpa lengan. Pandanganku jadi kacau melihatnya, dari sela ketiaknya kulihat jelas BH nya hitam dengan daging yang menyembul indah.
“Lho.., kok sepi nih, mana keluargamu yang lain..”, tanyaku menyelidik.
“Anakku masih sekolah sedangkan suamiku sudah 4 hari ini tidak pulang, biasa bisnis”, jawabnya.
Sambil kulihat tangannya mengutak-atik remote televisi.
“Nah terus kegiatanmu apa kalo lagi sepi begini..”, tanyaku lagi.
Sambil sesekali mataku kuarakhan pada pahanya yang mulus terlihat dibalik rok mininya.
“Yach biasanya sih abis senam aku kumpul-kumpul ama beberapa ibu-ibu dan dilanjutkan dengan santai-santai, belanja atau putar video.., e.., e.., Yah tahu sendirilah..”, senyumnya menggoda.
Gaya duduk Diana berubah ubah sehingga aku semakin bebas mengarahkan mataku pada pahanya yang terkadang menyembul banyak di sela rok mininya. Timbul niat isengku untuk menggodanya lebih jauh.
“Video apaan sih..”, tanyaku pura-pura bodoh.
Tanpa persetujuan lagi aku memasuki ruang tamunya. Tak lama kemudian Diana keluar dengan memakai rok mini dan kaos tanpa lengan. Pandanganku jadi kacau melihatnya, dari sela ketiaknya kulihat jelas BH nya hitam dengan daging yang menyembul indah.
“Lho.., kok sepi nih, mana keluargamu yang lain..”, tanyaku menyelidik.
“Anakku masih sekolah sedangkan suamiku sudah 4 hari ini tidak pulang, biasa bisnis”, jawabnya.
Sambil kulihat tangannya mengutak-atik remote televisi.
“Nah terus kegiatanmu apa kalo lagi sepi begini..”, tanyaku lagi.
Sambil sesekali mataku kuarakhan pada pahanya yang mulus terlihat dibalik rok mininya.
“Yach biasanya sih abis senam aku kumpul-kumpul ama beberapa ibu-ibu dan dilanjutkan dengan santai-santai, belanja atau putar video.., e.., e.., Yah tahu sendirilah..”, senyumnya menggoda.
Gaya duduk Diana berubah ubah sehingga aku semakin bebas mengarahkan mataku pada pahanya yang terkadang menyembul banyak di sela rok mininya. Timbul niat isengku untuk menggodanya lebih jauh.
“Video apaan sih..”, tanyaku pura-pura bodoh.
Lama Diana terdiam dan akhirnya
dia mengarahkan tangannya pada televisi dan tak lama kulihat adegan yang
cukup mendebarkan yaitu seorang lelaki hitam dengan penis yang lumayan
besar sedang dikulum oleh perempuan kulit putih. Kontras sekali
nampaknya, aku terkejut sambil memandang Diana, dia tersenyum aku jadi
salah tingkah. Akhirnya televisinya dimatikan.
“Yah itulah yang sering kami tonton bersama De.., Kami puas setelah menonton terus rumpi sama-sama, kebetulan hari ini mereka ada acara dan aku tidak sehingga aku sendirian saat ini”, ceritanya pasrah.
“Nonton aja apa enaknya?”, tanyaku menggoda padahal penisku sendiri sudah mulai tegak berdiri.
“Mending aku bantuin lho kalo begini”, pintaku sambil senyum
“Ah.., De paling-paling kamu juga takut.., cuman omong aja.., Mancing ya..”, dia menimpali.
Aku merasa tertantang dengan perkataannya.
“Nggak kok, bener deh coba aja nyalain televisinya..”
“Terus ngapain, berani beneran kamu”, tantangnya tak kalah ngotot.
“He em.., Lihat aja.., aku udah tadi kok geregetan lihat kamu”, balasku menantang.
“Yah itulah yang sering kami tonton bersama De.., Kami puas setelah menonton terus rumpi sama-sama, kebetulan hari ini mereka ada acara dan aku tidak sehingga aku sendirian saat ini”, ceritanya pasrah.
“Nonton aja apa enaknya?”, tanyaku menggoda padahal penisku sendiri sudah mulai tegak berdiri.
“Mending aku bantuin lho kalo begini”, pintaku sambil senyum
“Ah.., De paling-paling kamu juga takut.., cuman omong aja.., Mancing ya..”, dia menimpali.
Aku merasa tertantang dengan perkataannya.
“Nggak kok, bener deh coba aja nyalain televisinya..”
“Terus ngapain, berani beneran kamu”, tantangnya tak kalah ngotot.
“He em.., Lihat aja.., aku udah tadi kok geregetan lihat kamu”, balasku menantang.
Kulihat wajahnya memerah dan
tanpa menunggu waktu lagi tangan Diana memijit tombol remote dan kulihat
kembali bagaimana ganasnya cewek menghisap kemaluan si cowok. Diana
menggeser duduknya mendekatiku.
“De terus terang aku sama teman-teman sudah lama memperhatikan dirimu”, bisiknya.
Belum sempat dia meneruskan aku sudah menyorongkan mulutku padanya, diluar dugaan dia langsung membalas dengan ganas dan buas. Hampir aku tidak bisa bernafas dan dengan sigap tanganku menjelajah seluruh tubuhnya. Tiba pada gumpalan daging yang mulai tadi kulirik kini sudah berada di genggamanku. Dengan lembut kuelus dan kuremas, Diana menggelinjang. Karena kursi yang kududuki sempit aku mencoba menggeser Diana pada tempat yang lebih lapang yaitu di karpet bawah. Dengan perlahan tanganku mulai masuk pada gading susunya lewat celah ketiaknya. Kenyal sekali, kuucek terus sampai kurasakan pentil Diana mulai mengeras sementara mulutku masih dikuasai oleh lidahnya yang panas.
“De terus terang aku sama teman-teman sudah lama memperhatikan dirimu”, bisiknya.
Belum sempat dia meneruskan aku sudah menyorongkan mulutku padanya, diluar dugaan dia langsung membalas dengan ganas dan buas. Hampir aku tidak bisa bernafas dan dengan sigap tanganku menjelajah seluruh tubuhnya. Tiba pada gumpalan daging yang mulai tadi kulirik kini sudah berada di genggamanku. Dengan lembut kuelus dan kuremas, Diana menggelinjang. Karena kursi yang kududuki sempit aku mencoba menggeser Diana pada tempat yang lebih lapang yaitu di karpet bawah. Dengan perlahan tanganku mulai masuk pada gading susunya lewat celah ketiaknya. Kenyal sekali, kuucek terus sampai kurasakan pentil Diana mulai mengeras sementara mulutku masih dikuasai oleh lidahnya yang panas.
Kutarik mulutku dan kuangkat kaos
Diana lewat kepalanya sehingga kini Diana tinggal hanya BH dan rok
mininya. Aku melihat tak berkedip betapa besar dan indahnya susu Diana
walaupun sudah beranak tiga. Dengan cepat kutarik susu itu keluar dari
Bhnya. Perlahan mulutku mendarat mulus pada lingkaran coklat kehitaman
ditengah susunya. Kuhisap pentil Diana yang mengeras dan besar. Dia
mengerang tak karuan. Kuteruskan sambil tanganku mengusap seluruh
tubuhnya. Aku menindih Diana perlahan, kurasakan penisku yang mulai
membesar menatap perut Diana dan Diana menarik diri keatas sehingga
penisku mengarah tepat diselangkangannya. Tangan kiriku memeluk lehernya
mulutku kearah susu kiri dan kanan sementara tangan kananku menjelajah
tubuhnya. Kini tangan kiriku berpindah disusunya dan mulutku menciumi
perut dan pusarnya sementara tangan kananku kini pada tempat yang tadi
ditindih penisku yaitu memeknya. Diana terkejut dan “Enngh.., zz..”, dan
suara itu tak beda dengan suara televisi yang kulirik semakin hot saja,
tanganku tambah berani saja, kusibakkan rok mininya dan kuelus
memeknya.
Tanganku tak sabar dengan cepat
kumasukkan tanganku pada CD nya dan kurasakan betapa lebat rambut
memeknya. Basah dan becak semakin terasa saat lubang memeknya tersentuk
jari tengahku. Kuucek perlahan Diana semakin tak karuan tingkahnya dan
jariku yang lain mempermainkan klentitnya. Aku tak bebas kutarik semua
yang melekat didaerah pahanya yaitu rok dan CDnya, Diana hanya terpejam
merasakan seluruh gerakanku. Kuperhatikan sekarang seorang perempuan
telanjang bulat dengan susu yang besar serta rambut kemaluan lebat dan
klentit yang cukup panjang keluar agak kaku. Tanganku terus mengucek
lubang kemaluan Diana dan kudengar lenguhan tak karuan saat dua jariku
masuk ke lubangnya.
Aku terkejut tiba-tiba Diana bangun dan menarik tanganku menjauh dari lubang kemaluannya.., dengan mendesah Diana menarik kancing bajuku dan menurunkan retsleting celanaku hingga terlepas dan kini aku tinggal memakai CD saja. Diana menelusuri tubuhku dengan mulut mungilnya. Kini aku yang merasakan gejolak nafsu yang luar biasa, kurasakan tangan Diana mengelus penisku dari luar CD-ku.
Aku terkejut tiba-tiba Diana bangun dan menarik tanganku menjauh dari lubang kemaluannya.., dengan mendesah Diana menarik kancing bajuku dan menurunkan retsleting celanaku hingga terlepas dan kini aku tinggal memakai CD saja. Diana menelusuri tubuhku dengan mulut mungilnya. Kini aku yang merasakan gejolak nafsu yang luar biasa, kurasakan tangan Diana mengelus penisku dari luar CD-ku.
Mulut Diana semakin tak karuan
arahnya leher, dada, pinggangku digigit kecil dan perutku juga tak luput
dari ciumannya aku didorong sehingga posisku terlentang saat ini,
tanganku hanya bisa menggapai kepala Diana yang kini berada diperutku.
Kurasakan tangan mungil mulai meremas-remas keras penisku dan penisku
semakin kaku saja. Kuperhatikan wajah Diana terkejut saat tanganya mulai
masuk CD dan memegang penisku. Cepat-cepat disibaknya semua penghalang
penisku dan kini dia nampak jelas bagaimana penisku meradang. Kepala
penisku memerah dan tangan Diana tak sanggup menutup semua bagian
penisku. Diremas-remas dengan gemas penisku dan memandangku mesra. Aku
mengikuti matanya dan mengangguk. Diana mengerti anggukanku dan dengan
perlahan mulut Diana disorongkan pada kepala penisku. Aku merasa hangat
saat mulut kecil itu mendarat di penisku. Diana mulai menggila dengan
menghisap dan menjilat seluruh bagian penisku. Aku merasakan penisku
berdenyut keras menahan hisapan kuat mulut Diana. Diana semakin menjadi
mendengar eranganku, seluruh tubuhku terasa melayang merasakan panasnya
lidah yang menjilat dan mulut mungil yang menghisap, dan kuperhatikan
kepala Diana naik turun dengan mulut penuh.
Tangan Diana juga tidak tinggal
diam kuperhatikan tangan kirinya sibuk meggosok memeknya sendiri dan
tangan kanannya memegang penisku dan mengocoknya sementara mulutnya
tetap aktif menghisap dan terus menghisap.
Diana kini mulai menjauhkan mulutnya pada penisku dan tak seberapa lama dia duduk sambil menuntun penisku diarahkan pada memeknya, rupanya Diana juga tidak sabar ini terbukti dengan dipaksakan dengan keras memeknya untuk tertusuk penisku dan kurasakan penisku hangat saat menembus lubang memek Diana. Kusaksikan wajah Diana meringis menahan laju penisku di memeknya, dia tidak bergerak menyesuakan diri dengan penisku. Aku merasakan penisku berdenyut seperti dipijat, Diana perlahan mulai menggoyangkan pantatnya naik turun sambil rambutnya tergerai dan kulihat susu Diana bergerak dan brgoyang indah, cepat-cepat kuremas dan kuusap-usap susu besar itu dan tak seberapa lama kusaksikan Diana mengejang dengan memelukku erat dan kurasakan ada kuku yang menancap di punggungku.
“Ssstt, eennghh.., Aku nggak tahan De..”, lenguhnya.
Aku menjadi giat menggoyang penisku menusuk-nusuk memeknya yang semakin basah, suara kecipak memek Diana saat kutusuk membuatku semakin bergairah dan.., aku memegang pinggang Diana untuk mengarahkan semua penisku pada lubangnya, aku mulai merasakan penisku panas dan mau keluar.
“Diana.., aku mulai nggak tahan nih.., mau keluar.., ahh”, sambil terus kugoyang pantatku berputar dan meremas pinggulnya yang berisi.
Diana semakin menjadi dan bersamaan dengan keluarnya spermaku aku merasakan ketegangan yang luar biasa bahkan lebih hebat dari yang tadi, kaki Diana kaku dan melingakar pada kakiku dan erangannya semakin keras dan binal. Pagutan tangannya kurasakan sampai aku hampir tak bernafas.., Kami berdua puas dan sama-sama kelelahan.
Diana kini mulai menjauhkan mulutnya pada penisku dan tak seberapa lama dia duduk sambil menuntun penisku diarahkan pada memeknya, rupanya Diana juga tidak sabar ini terbukti dengan dipaksakan dengan keras memeknya untuk tertusuk penisku dan kurasakan penisku hangat saat menembus lubang memek Diana. Kusaksikan wajah Diana meringis menahan laju penisku di memeknya, dia tidak bergerak menyesuakan diri dengan penisku. Aku merasakan penisku berdenyut seperti dipijat, Diana perlahan mulai menggoyangkan pantatnya naik turun sambil rambutnya tergerai dan kulihat susu Diana bergerak dan brgoyang indah, cepat-cepat kuremas dan kuusap-usap susu besar itu dan tak seberapa lama kusaksikan Diana mengejang dengan memelukku erat dan kurasakan ada kuku yang menancap di punggungku.
“Ssstt, eennghh.., Aku nggak tahan De..”, lenguhnya.
Aku menjadi giat menggoyang penisku menusuk-nusuk memeknya yang semakin basah, suara kecipak memek Diana saat kutusuk membuatku semakin bergairah dan.., aku memegang pinggang Diana untuk mengarahkan semua penisku pada lubangnya, aku mulai merasakan penisku panas dan mau keluar.
“Diana.., aku mulai nggak tahan nih.., mau keluar.., ahh”, sambil terus kugoyang pantatku berputar dan meremas pinggulnya yang berisi.
Diana semakin menjadi dan bersamaan dengan keluarnya spermaku aku merasakan ketegangan yang luar biasa bahkan lebih hebat dari yang tadi, kaki Diana kaku dan melingakar pada kakiku dan erangannya semakin keras dan binal. Pagutan tangannya kurasakan sampai aku hampir tak bernafas.., Kami berdua puas dan sama-sama kelelahan.
Sejak saat itu sampai sekarang
aku masih sering melakukan hubungan sex dengan Diana, bahkan secara
sembunyi-sembunyi aku sempat merasakan memek lain milik sahabat Diana,
karena Diana pernah berkata bahwa dia tidak suka melihat aku melayani
teman-temannya, dan bahkan ada beberapa ibu-ibu yang tetap jadi tumpuan
penisku. Bahkan berkat informasi dari mereka-mereka kini aku biasa
melakukan hubungan sex dengan mereka yang kesepian.
0 komentar:
Posting Komentar